Mereka merantau sejak usia muda

Walau saling bersiliweran di atas jalan yang sama antara mobil dan trem, tapi nyaris tidak ada peristiwa kecelakaan.

Maklum saat itu jumlah kendaraan bermotor tak banyak.

Cuma sekitar 19.000, ditandai nomor ketat.

Saya ucapkan: polisi tertinggi.

Begitu berhenti di Pasar Matraman, saya tanya pedagang mie, di mana Matraman Salemba Gang V.

Ditunjuknya se- berang jalan, malah mulut Matraman Salemba Gang I HANYA dua kelokan, saya temukan Gang V dan rumah No.

Cuma sekitar 19.000, ditandai nomor ketat

Rumahnya sederhana, dinding tadir, atap genteng Sumurmya galian sedalam belasan meter.

Di depan rumah itu, rumah Mas Djawoto dari Lembaga Kantor Berita Nasional Antara.

Istrinya urang awak", urang sumando Eni Karim yang pernah j Menteri Pertanian.

Djawoto terakhir Dutabesar RI untuk Republik Rakyat Cina (RRC) di Beijing.

Dia tidak mau pulang menghindari buntut G30S/PKI.

Waktu saya ke Belanda tahun 1980 saya dengar dia sudah pindah dan menetap di negeri kincir angin itu, memperoleh tunjangan hari tua.

Saya dapati kanda Rasjidin baru saja selesai salat Ashar sedang engku Nawawi belum pulang kerja.

Tentu saja kanda Rasjidin kaget kok saya bisa menemukan alamatnya berpagut-pagutan.

Kami 79 Jakarta, 1950-an Menggeluti Dunia Pers Ada seseorang yang masih punya hubungan dengan Nenek Kumpai-istri tantuo di Matur, bernama Arifin Randah.

la nemasukkan saya kerja di kantor Economiesche Zaken šementerian Kemakmuran) tapi waktu itu adalah masa peralihan kekuasaan dari Belanda kepada Republik Indonesia Maka saya tak dapat diterima.

Seandainya diterima tentu saya jadi pegawai negeri.

PASCA perang kemerdekaan tahun 1949, ketika negeri ini baru terbuka, saya merupakan orang Lawang pertama yang pergi merantau ke Jakarta.

Jauh sebelumnya sudah ada mamanda Samiun.

Beliau adik nenek Jamin istri tantuo di Lawang Tuo Ada pula kakak beradik Muchtar dan Abdul Muis, anak Andai Lunak, masih ada hubungan dengan Andai (ibu) saya sendiri.

Tapi semua tidak saya kenal.

Mereka merantau sejak usia muda.

Mereka merantau sejak usia muda

Ada Etek Adjir bersuami orang Manado, Om Roring.

Mereka pun tidak saya kenal.

Mereka merantau semenjak zaman Belanda, sebelum kita merdeka.

Mereka tak menghayati arti kekerabatan.

Sudah agak lama kemudian saya berkunjung memperkenalkan diri.

Biasa-biasa saja Barulah setelah pengakuan kedaulatan tahun 1950, ber langsung arus deras orang Lawang merantau ke Jakarta.

Mula- mula adinda Mohammad Saad, menyusul mamanda Zakaria Husin Datuk Singo Mangkuto, menjusul lagi kakanda Sjamsidar baru banyak yang lain.

Mereka disusul keluarganya masing- masing Arus perantauan dari Sumatra Barat lebih deras lagi setelah pemberontakan PRRI, Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia tahun 1961 Dewasa ini dari pihak famili saya saja lebih kurang 80 persen berada di Jakarta.

Pernah kami suku Tanjung dibawah payungpanji Datuk Rajo Penghulu Kampung kumpul di Lawang.

Comments

Popular posts from this blog

Nasi Box : Resep Tortilla Jagung Dari Masa Harina

Sewa Bus : Petualangan Paket wisata di St Moritz

Catering Jogja Murah : Makan, Ingatan: Sacré Cordon Bleu!