Posts

Showing posts from February, 2019

Berbarengan dengan itu kantor-kantor pusat partai di kan pula ke Jakarta

Jumlah kami cuma di bawah 20 orang lelaki perempuan, tua-muda. Kami makan bersama. Kisah tentang kakanda Rasjidin Rasjid masih ada lanjutan- nya. Setelah berumah tangga dia kembali pulang kampung mengabdi di dunia pendidikan Muhammadiyah di Lawang. D mpung dia meneruskan estafet generasi ulama loka akarta, 1950-an Menggeluti Dunia Pers memberi hormat dengan khidmat. Tapi lebih dari itu tukang becak yang sedang asyik menggenjot becaknya aka berhenti sejenak; kemudian mengejar serta-merta Itu bakti terakhir kita kepada almarhum,"ujar mereka seorang usungan tersebut dan ikut memikul keranda barang beberapa langkah. Sekarang usungan seperti itu nyaris tidak ditemui lagi sebab jenazah sudah dibawa dengan mobil ambulance dan tanah makam cukup jauh dari rumah duka dibanding waktu itu. Yang tak bisa pupus dari ingatan adalah bahwa dulu di tempat-tempat tertentu di atas cabang pohon pelindung pinggir jalan orang meletakkan gentong berisi air minum, setinggi yang bisa dijangka

Mereka merantau sejak usia muda

Walau saling bersiliweran di atas jalan yang sama antara mobil dan trem, tapi nyaris tidak ada peristiwa kecelakaan. Maklum saat itu jumlah kendaraan bermotor tak banyak. Cuma sekitar 19.000, ditandai nomor ketat. Saya ucapkan: polisi tertinggi. Begitu berhenti di Pasar Matraman, saya tanya pedagang mie, di mana Matraman Salemba Gang V. Ditunjuknya se- berang jalan, malah mulut Matraman Salemba Gang I HANYA dua kelokan, saya temukan Gang V dan rumah No. Cuma sekitar 19.000, ditandai nomor ketat Rumahnya sederhana, dinding tadir, atap genteng Sumurmya galian sedalam belasan meter. Di depan rumah itu, rumah Mas Djawoto dari Lembaga Kantor Berita Nasional Antara. Istrinya urang awak", urang sumando Eni Karim yang pernah j Menteri Pertanian. Djawoto terakhir Dutabesar RI untuk Republik Rakyat Cina (RRC) di Beijing. Dia tidak mau pulang menghindari buntut G30S/PKI. Waktu saya ke Belanda tahun 1980 saya dengar dia sudah pindah dan menetap di negeri kincir angin it

Tanjungpriok dijaga serdadu Belanda

Saleh Suaidy, (orang Andalas II Balai) korespondennya, mengisi surat kabar itu dengan berita-berita perkembangan per- juangan di Sumatra Barat. Di surat kabar tersebut dapat diketahui, Sumatra-Jawa yang sebelum agresi kedua merupakan daerah de fakto RI tercabik-cabik dengan berdirinya beberapa negara boneka Belanda, seperti Negara Sumatra Timur pimpinan dr. Mansjur, Negara Sumatra Selatan oleh Dr. Abdul Malik, Negara Pasundan, Negara Jawa Timur, Negara Madura dan lain-lain. Semua menyusul Negara Indonesia Timur (NIT) yang terdiri dari Sulawesi, Maluku, dan Irian Barat. Aceh, Sumatra Barat, dan Yogyakarta tetap dalam pangkuan RI. Sumatra Barat nyaris menjadi Negara Minangkabau tapi tak ada tokoh yang mau jadi boneka Belanda. Otak pembentukan negara-negara bagian tersebut, H.J. van Mook Gubernur Jenderal Belanda yang kemudian menjadi Menteri Jajahan. Berkat perjuangan diplomasi, delegasi Indonesia yang dipimpin Mohammad Roem, lawan diplomat senior Belanda van Royen, bul

Saya pun begitu

Raungan suaranya gemuruh memecah kesunyian hutan. Sekali-kali timbul rasa kecut. Makanan dalam perjalanan hanya singkong rebus yang disiapkan waktu berangkat dari Bayunglincir. Kami ingin berhenti setelah 11 jam berjalan kaki, tapi tidak ada tempat menginap. Hampir tengah malam, kami tiba di Tempino. Kami tidur dalam sebuah pondok kecil di pinggir jalan raya. Pondok milik peladang itu kosong, Besoknya kami teruskan perjalanarn ke Jambi. Kebetulan ada truk angkutan karet dan kami menumpang sampai ke Jambi. Setelah dua hari di Jambi, saya dapat kabar bahwa kakanda usuf-anak Andai Mariati yang rumahnya di muka lapangan sepakbola Lawang-bekerja membangun studio RRI Jambl mi sama-sama Tanjung, masih punya hubungan urga. Dia perwira perhubungan (PHB)TNI Semenjak kedil meninggalkan kampung, sehingga belum tahu benar gut-paut kekerabatan kami. Istrinya Maniar anak dokter kel su Resah Gelisah Masa Remaja diduduki. Dan pimpinan teras RI seperti Presiden Soekarno Wakil Presi

Tapi jika mujur, dia sehat kembali

Mata sepanjang hari perih akibat asap dapur dan irisan bawang. JADI KULI ANGKAT KARENA kota Jambi kecil, cepat saya kenali sudut-sudutnya Di pinggir sungai, pagi-petang perahu datang dan pergi mengangkut barang dari dan ke pasar di tengah kota. Barang- barang tersebut, antaranya karet, beras, sayur-mayur, kelapa, dan lain-lain datang dari pedesaan hulu, sedangkan minyak tanah, lauk pauk, terasi, garam, barang kelontong dan sebagai- nya, dibawa ke pedesaan hulu. Saya coba menjadi kuli angkat. Ternyata saya mampu mengangkut barang sampai bobot 20 kg. Kalau lebih dari satu koli dan terlalu berat, saya pinjam-sewa gerobak. Yang tak tahan bila memikul karet atau karung terasi. Baunya melekat di badan. Saya mandi tiap sore di sungai. Badan digosok puntung sabun bekas yang ditinggalkan orang. Pakaian pun kumal. Malam tubuh terasa penat-penat. Tidur di los-pasar Sekujur tubuh saya gosok minyak tanah, hingga nyamuk tidak mengerubung. Waktu tidur air mata menggenang, da