Tapi jika mujur, dia sehat kembali

Mata sepanjang hari perih akibat asap dapur dan irisan bawang.

JADI KULI ANGKAT KARENA kota Jambi kecil, cepat saya kenali sudut-sudutnya Di pinggir sungai, pagi-petang perahu datang dan pergi mengangkut barang dari dan ke pasar di tengah kota.

Barang- barang tersebut, antaranya karet, beras, sayur-mayur, kelapa, dan lain-lain datang dari pedesaan hulu, sedangkan minyak tanah, lauk pauk, terasi, garam, barang kelontong dan sebagai- nya, dibawa ke pedesaan hulu.

Saya coba menjadi kuli angkat.

Ternyata saya mampu mengangkut barang sampai bobot 20 kg.

Kalau lebih dari satu koli dan terlalu berat, saya pinjam-sewa gerobak.

Yang tak tahan bila memikul karet atau karung terasi.

Baunya melekat di badan.

Saya mandi tiap sore di sungai.

Badan digosok puntung sabun bekas yang ditinggalkan orang.

Pakaian pun kumal.

Malam tubuh terasa penat-penat.

Tidur di los-pasar Sekujur tubuh saya gosok minyak tanah, hingga nyamuk tidak mengerubung.

Waktu tidur air mata menggenang, dan mene- rawang masa depan yang penuh teka-teki.

Badan digosok puntung sabun bekas yang ditinggalkan orang

Bagaimana ujung petualangan ini? Ada yang menganjurkan saya ke Kenali Asam, sekitar 9 km dari Jambi, bekerja di pengasapan karet.

Kerjanya memotong- motong kayu dan membakar di tungku pengasapan karet yang bergelantungan di atas.

Jadilah dia smoke sheet.

Sebelumnya ojol atau karet tebal (slabs) digiling dulu secara manual.

Berat kerjanya.

Hanya beberapa hari di sini, saya pun berhenti dan kembali ke Jambi.

Di tengah-tengah kota ini terdapat crumb rubber.

Saya melamar dí pabrik penggilingan karet itu, dan diterima untuk shijt malam.

Saya belajar bagaimana harus hati-hati me- masukkan slabs ke mulut mesin yang berputar cepat.

Hasilnya, slabs itu menjadi tipis sheet,lalu diantar ke pengeringan.

belah tangan saya pucat-pasi Kedua Dua hari kemudian, terlihat kulit ari telapak tangan terkelupas, akibat bergelimang air campur cuka yang ter- kandung dalam slabs tadí.

Tidak tahan, saya berhenti setelah Resah Gelisah Masa Remaja ditinggal.

Kalau ajalnya sampai, dibiarkan begitu saa lamaan dagingnya habis, hingga tinggallah tulang- belulang.

Tapi jika mujur, dia sehat kembali.

Selanjutnya dia akan mencari kerabatnya yang berkeliaran dalam rimba.

Tapi jika mujur, dia sehat kembali

Benar ke tidaknya cerita ini, wallahu 'alam hari perjalanan, akhirnya kami sam pai di Bayunglincir Di sini kami tinggal di rumah terapung Setelah menempuh se (rakit) di pinggir sungai Esoknya setelah sarapan pagi, kami langsung start mem- bawa alat-alat ukur.

Sengsaranya bila hujan turun kami tidak dapat seocrypt berteduh karena tidak ada satu pondok pun dalam hutan yang tidak pernah dijamah itu.

Paling-paling diambil de- daunan lebar ganti payung.

Pakaian basah mudah robek tersangkut ranting atau duri rotan.

TAHI GAJAH MASIH HANGAT Lagi-lagi saya menyerah dengan pekerjaan berat itu.

Setelah seminggu bekerja, saya bersama seorang kawan, Sjahruddin namanya, berhenti.

Pagi-pagi sekali, tanpa memotong jalan masuk belantara lagi, kami berdua kembali ke Jambi menem puh jalan besar tertutup belukar menuju Tempino.

Di tengah jalan beberapa kali kami temui onggokan tahi gajah malah ada yang masih hangat.

Comments

Popular posts from this blog

Nasi Box : Resep Tortilla Jagung Dari Masa Harina

Sewa Bus : Petualangan Paket wisata di St Moritz

Catering Jogja Murah : Makan, Ingatan: Sacré Cordon Bleu!