Saya pun begitu

Raungan suaranya gemuruh memecah kesunyian hutan.

Sekali-kali timbul rasa kecut.

Makanan dalam perjalanan hanya singkong rebus yang disiapkan waktu berangkat dari Bayunglincir.

Kami ingin berhenti setelah 11 jam berjalan kaki, tapi tidak ada tempat menginap.

Hampir tengah malam, kami tiba di Tempino.

Kami tidur dalam sebuah pondok kecil di pinggir jalan raya.

Pondok milik peladang itu kosong, Besoknya kami teruskan perjalanarn ke Jambi.

Kebetulan ada truk angkutan karet dan kami menumpang sampai ke Jambi.

Setelah dua hari di Jambi, saya dapat kabar bahwa kakanda usuf-anak Andai Mariati yang rumahnya di muka lapangan sepakbola Lawang-bekerja membangun studio RRI Jambl mi sama-sama Tanjung, masih punya hubungan urga.

Dia perwira perhubungan (PHB)TNI Semenjak kedil meninggalkan kampung, sehingga belum tahu benar gut-paut kekerabatan kami.

Istrinya Maniar anak dokter kel su Resah Gelisah Masa Remaja diduduki.

Dan pimpinan teras RI seperti Presiden Soekarno Wakil Presiden Hatta serta para Menteri, ditawan.

Ada yang diasingkan ke pulau Bangka, ada pula ke Prapat.

Bukittinggi bukota RI kedua setelah Yogya mengalami nasib sama, tapi keburu dibentuk PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia) pimpinan Mr.

Sjafruddin Prawiranegara untuk meneruskan perjuangan gerilya.

Macam-macam cerita misteri mengenai pesawat itu

Saya terkurung dalam kota Jambi yang telah diduduki Belanda Kakanda Anwar entah ke mana.

Kakanda Jusuf dipastikan ke pedalaman membawa alat-alat komunikasi.

Sebuah pesa- wat Catalina yang labuh di sungai Batanghari sudah tak ada lagi.

Di malam bumi hangus itu terbang dengan pilot orang Australia.

Akibat gelap, dia membentur kapal yang sedang berlabuh.

Macam-macam cerita misteri mengenai pesawat itu.

Ada yang mengatakan masuk ke dasar sungai, berikut bebe- rapa batang emas kiloan, sumber dana perjuangan yang akan dilarikan ke luar negeri.

Pusat kota Jambi jadi puing seluruh- nya.

Waktu bumi hangus tersebut, warga kota melakukan aksi bumi angkat.

Ketimbang hangus dilalap api lebih baik diselamatkan dan diboyong pulang semampu bisa dipikul.

Bukan penjarahan? Barang-barang itu misalnya alat rumah tangga, pakaian, ma kanan kaleng dan lain-lain.

Toko-toko besar di Jambi umum- nya milik orang Cina dan India.

Ada yang sampai 3-4 kali pergi pulang boyong barang-barang itu dan menimbun layaknya gudang di rumah.

Saya pun begitu.

Saya pun begitu

Karena hidup menumpang di rumah Pak Adjam, sebagian yang saya peroleh, beliau ambil.

Ientu saya tak dapat bersikeras.

Walau saya kaya mendadak malam itu, saya tetap disuruh jualan kue.

Suatu sore, waktu menggelar kue di emperan toko, se- Konyong-konyong saya dipergok mamanda Aziz Datuk Batungkek Ameh.

Beliau orang Tanjung pula, satu suku dengan Saya.

Dua anak beliau Rahmah dan Zaini sama-sama satu kelas desMiP dengan saya di Bukittinggi.

Beliau terpaku dan geleng- eleng kepala melihat saya.

Beliau tidak langsung bicara Sesaat kemudian beliau tanya, saya tinggal di mana dan ngan siapa.

Saya paparkan nasib saya sejak berangkat lari Resah Gelisah Masa Remaja Menumbing, Bangka dan Prapat, Sumatra Utara.

Comments

Popular posts from this blog

Nasi Box : Resep Tortilla Jagung Dari Masa Harina

Sewa Bus : Petualangan Paket wisata di St Moritz

Catering Jogja Murah : Makan, Ingatan: Sacré Cordon Bleu!